Senin, 13 Oktober 2014

Courts Siap Bersaing di Pasar Ritel

Courts Siap Bersaing di Pasar Ritel

JAKARTA. Peritel asing makin gencar merangsek masuk ke pasar domestik. Setelah peritel produk furnitur dan aneka peralatan asal Swedia IKEA mulai berbenah diri mempersiapkan gerai perdana akhir tahun ini, gilirian peritel elektronik dan produk rumahan asal Singapura Courts Asia mulai 18 Oktober nanti bakal beroperasi perdana

Roy Santoso, Country Chief Executive Officer PT Retail Courts Indonesia (Courts Indonesia) optimistis gerai ritel ini bisa mendapat respons positif pasar. Apalagi, Courts Indonesia menyasar segala kalangan, terutama penduduk yang bercokol di perumahan.

Gerai Courts Indonesia yang berlabel Courts Megas-tore berlokasi di Harapan Indah, Bekasi Barat. Meski enggan menyebut target pendapatan, ia berujar bahwa di gerai perdana ini, ia berharap bisa menjaring konsumen antara 4.000 orang sampai 6.000 orang per bulan.

Berdasarkan catatan KONTAN sebelumnya, Courts Indonesia pasang target pendapatan rata-rata per gerai antara US$ 200 per meter persegi (m 2 )-US$ 300 per m 2 per bulan. Adapun target penghasilan setahun sekitar US$ 2,6 juta-US$ 3,7 juta per gerai.

Courts Indonesia juga berencana menambah gerai Courts. Setelah Harapan Indah, peritel ini bakal membuka gerai Megastore kedua di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD).

Sama seperti gerai di Bekasi, pada gerai kedua nanti, Courts Asia menjalin kerjasama dengan pengembang Sinar Mas Land. Sedangkan dalam tempo empat sampai lima tahun mendatang, perusahaan ini menargetkan bisa menambah sebanyak 10 gerai sampai 12 gerai lagi.

Namun, tidak semua gerai berbentuk Megastore yang punya lahan luas seperti di Bekasi. Gerai pertama ini berdiri di lahan dua hektare, dengan luas bangunan 12.000 m 2 . Berikutnya, peritel ini akan membangun paling banyak empat Megastore. Selebihnya, gerai akan berbentuk toko yang lebih kecil di kawasan pusat perbelanjaan.

Untuk membiayai ekspansi, Courts Indonesia butuh modal total Rp 250 miliar. Untuk setiap megastore, mereka butuh dana US$ 3 juta, sementara setiap toko butuh dana sekitar US$ 1 juta.

Febrina Ratna Iskana



source : Harian Kontan

0 komentar:

Posting Komentar