Kenaikan Tarif KRL Ditutup PSO
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menambah dana public service obligation (PSO) bagi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) guna menutup kenaikan tarif kereta rel listrik (KRL). Dengan penambahan tersebut, anggaran PSO triwulan IV-2014 bertambah sebesar Rp 88 miliar menjadi total Rp 208,84 miliar, naik dari yang dianggarkan semula Rp 120 miliar.
KCJ telah menaikkan tarif KRL untuk lima stasiun pertama yang semula Rp 2.000 menjadi Rp 5.000. Sedangkan untuk setiap tiga stasiun berikutnya, tarifnya tidak berubah, yaitu Rp 500. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko mengungkapkan, KCJ menaikkan tarif KRL, karena biaya operasi (Biop) perjalanan kereta meningkat. Pasalnya, KCJ harus meningkatkan layanan di stasiun dan kereta. Di sisi lain, mereka juga terdampak kenaikan tarif dasar listrik serta depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Namun dengan adanya penambahan PSO, selisih tarif akan dibayar pemerintah, sehingga masyarakat akan membayar dengan tarif yang sama," kata Hermanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (6/10).
Dengan penambahan dana subsidi, perhitungan PSO KRL ekonomi AC sebelum dan sesudah 15 Oktober 2014 berubah. Kalau sebelum 15 Oktober
2015, lima stasiun pertama diberikan PSO sebesar Rp 1.000 dan setiap tiga stasiun berikutnya Rp 500, mulai 15 Oktober 2014, lima stasiun pertama diberi PSO sebesar Rp 3.000 dan setiap tiga stasiun berikutnya tetap Rp 500.
Menurut Hermanto, pertimbangan penambahan subsidi untuk KA komuter, karena KA jarak pendek dan perkotaan digunakan setiap hari oleh masyarakat. Dengan demikian, subsidi akan lebih bermanfaat dibandingkan jika diberikan kepada kereta jarak jauh yang tidak digunakan secara rutin.
"Komuter ini kan kalau naik tarifnya akan sangat terasa untuk penumpang. Hal lain yang dipertimbangkan adalah jangan mematikan moda lain. Kalau kami berikan subsidi untuk kereta jarak jauh, ada keluhan dari pengusaha angkutan darat yang selalu sepi penumpang karena moda kereta lebih murah," kata Hermanto.
Dia menuturkan, pihaknya dan PT KCJ akan terus melakukan evaluasi terkait daya beli masyarakat yang
menggunakan transportasi kereta api. Jika suatu saat masyarakat dinilai sudah mampu membayar seluruh tarif yang ditetapkan, pemerintah akan mencabut subsidi.
Di sisi lain, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo mengatakan, dengan tambahan dana PSO yang akan dibayarkan pemerintah kepada KCJ, pihaknya akan memperbaiki pelayanan. "Bahkan sebelum penyesuaian tarif pun, kami sudah melakukan pembelian kereta (armada baru) sebanyak 176 unit untuk tahun ini. Jadi, investasi kami pada pelayanan, dengan adanya kenaikan tarif PSO bisa menutupi belanja-belanja kami sebelumnya," ujar dia.
Dengan pembayaran dana PSO yang baru dimulai per 15 Oktober, lanjut dia, ada keuntungan sebesar Rp 100 miliar. Sementara itu, jika tarif baru berjalan hingga akhir 2015, keuntungan dari penyesuaian tarif tersebut bisa menghasilkan Rp 400 miliar dengan estimasi penumpang KCJ mencapai 200 juta per tahun.
Tahun depan, dengan kenaikan Rp 2.000, kami mendapat Rp 400 miliar, belanjanya tetap untuk peningkatan kualitas layanan. Itu di antaranya akan digunakan untuk memperpanjang peron, instalasi perawatan, termasuk meningkatkan kenyamanan setiap
persinggahan atau stasiun," jelas dia.
Menjadi Rp 1,5 Triliun
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan mengusulkan dana PSO kereta api pada 2015 menjadi Rp 1,5 triliun atau bertambah Rp 300 miliar dari 2014. Penambahan tersebut mempertimbangkan berbagai hal, termasuk kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM).
"Yang kami minta dan harapkan disetujui Kementerian Keuangan untuk anggaran PSO kereta sebesar Rp 1,5 triliun. Mempertimbangkan kenaikan harga BBM dan TDL, jadi kami mintanya lebih," kata Direktur Angkutan dan lalulintas Perkeretaapian Direktorat jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wiryawan kemarin.
Dia menjelaskan, kenaikan anggaran PSO tersebut diharapkan bisa meningkatkan pelayanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) kepada masyarakat dengan menambah fasilitas layanan di stasiun.
"Kami telah berdiskusi dengan KAI, mereka akan menambah kualitas layanan, misalnya penambahan armada baru, petugas, serta fasilitas lain yang menunjang perjalanan penumpang," ujar dia.
Oleh Laila Ramdhini
source : Investor Daily Indonesia
Senin, 13 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar