Senin, 13 Oktober 2014

Akses Internet Mudah, Bimbel Online Berkibar

Akses Internet Mudah, Bimbel Online Berkibar

Menengok peluang usaha bimbel online.

Seiring dengan kemajuan jaman, kebutuhan akan pendidikan kian meningkat. Sebagian orang pun melihat hal ini sebagai peluang usaha nan menggiurkan. Apalagi saat ini, standar kelulusan siswa semakin bertambah.

Salah satu peluang yang masih potensial digarap adalah bisnis bimbingan belajar (bimbel). Yang berkembang tak hanya bimbel yang mengharuskan si guru dan murid langsung bertatap muka, tetapi juga bimbel yang online.

Salah satu orang yang menggeluti usaha ini ialah Sabda PS, Founder Zenius Education. Pria berusia 35 tahun ini sangat concern terhadap dunia pendidikan sejak kuliah di Teknik Informatika ITB. Bersama Medy Sunarta, Sabda mendirikan Zenius Education pada 2004.

Saat itu bimbel Zenius masih berjalan secara konvensional. Baru pada 2008, Sabda mendirikan bimbel online Zenius Net. Respon masyarakat cukup bagus. Makanya, hingga tahun lalu, situs wwiv.zenius.net punya lebih dari empat juta irisi-tor. Targetnya, tahun ini, pengunjung situs ini bertambah 2,5 kali lipat.

Mereka yang ingin bergabung di bimbel online Zeneus Net, bisa mendaftar secara gratis. Namun, konten yang bisa dipelajari terbatas. Jika ingin menjadi anggota premium, pengguna harus mendapatkan voucher yang bis.) dibeli di Indomart.

Sabda bilang, voucher diban-

derol seharga Rp 150.000 untuk paket sebulan, Rp 200.000 per tiga bulan, dan Rp 400.000 setahun. Saat ini, Zenius Net punya lebih dari 170.000 pengguna reguler di seluruh Indonesia. "Dari harga ini, saya mau siswa tidak belajar karena mepet, tapi dalam setahun bisa dapat paket lebih murah dan semakin mempelajari konten, siswa semakin untung," tutur dia.

Selain Zenius Net, Sabda juga menawarkan Xpedia, paket bimbel yang lebih lengkap. Selain mendapat voucher bimbel online setahun, ada kaos dan DVD pembelajaran. Harganya berkisar Rp 800.000-Rp 1 juta per paket dan bisa digunakan mulai siswa SD sampai SMA.

Sabda menekankan bahwa Zenius merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan Indonesia Pasalnya, bimbel ini tak sekadar mengejar prestasi akademik di sekolah. "Kami punya misi memberi pencerahan sehingga siswa bisa berlatih terus-menerus agar apa yang dipelajarinya berguna di kehidupannya baik kini maupun nanti," tandasnya

Perkuat konten

Cara belajar di Zenius pun berbeda dengan bimbel lain. "Kurikulum yang kami tawarkan sama, tapi cara mengajar-nya berbeda, karena kami tak sekadar mengajar tapi mencerahkan, sekaligus menyenangkan karena 20% metode belajarnya lewat permainan," jelas Sabda

Zenius juga punya paket franchise untuk orang-orang yang tertank dengan konsepnya

dan mau meneruskan di daerahnya. Sabda menyebutnya sebagai reseller, distributor, atau Zenius Center. Reseller atau distributor memasarkan produk Zenius di berbagai daerah. Paket yang ditawarkan mulai Rp 5 j uta.

Sementara Zenius Center ditawarkan untuk orang yang mau membuka bimbel fisik, akan tetapi pengajarannya berlangsung secara online. Dalam artian, siswa tidak diajar oleh guru atau mentor di kelas layaknya bimbel konvensional, namun siswa belajar melalui

konten Zenius seperti video yang berisi tentang materi pelajaran atau soal sekolah.

Ini membuat biaya operasional bimbel jadi lebih murah. Pasalnya, pemilik Zenius Center tidak perlu merekrut banyak guru. Selain itu, semua konten dan sistem pengajaran sudah di sediakan pusat. Jika mau buka Zenius Center, biaya yang diperlukan sekitar Rp 200 juta

Saat ini, Zenius punya 70 karyawan, dengan 30 guru di antaranya Sabda bilang, banyak lulusan Zenius juga yang akhirnya menjadi guru di bimbel ini.

Dari usaha ini, Zenius bisa

membukukan pemasukan Rp 6 miliar dalam setahun. Sabda bilang, omzet itu kemudian diinvestasikan lagi untuk inovasi Zenius. Misalnya memproduksi video pembelajaran. Zenius kini punya sekitar 36.000 video yang berisi puluhan ribu soal.

Pemain lain dalam usaha ini ialah Andri Setiawan. Ia mendirikan bimbel online Prima Siswa pada 2010. Andri menuturkan, bimbel online punya potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Pasalnya kondisi jaman sangat mendukung, seperti era paperless, akses internet yang makin mudah, serta hampir semua kalangan melek teknologi atau setidaknya punya gadget. "Alasan itu yang membuat saya melihat bimbel online sebagai bisnis yang menjanjikan," ujar dia

Bersama empat orang teman kantornya, ia mengeluarkan modal sekitar Rp 100 juta untuk merintis Prima Siswa Modal itu digunakan untuk membeli konten berupa kurikulum pendidikan senilai Rp 70 juta, dan untuk mengurus website sebesar Rp 20 juta. Sisanya digunakan untuk merekrut lima orang guru dan lima orang karyawan administrasi dan marketing.

Untuk terdaftar jadi member Prima Siswa, pengguna harus membayar biaya Rp 100.000 untuk mendapat paket belajar selama setahun. Pengguna juga bisa membeli paket per minggu sebesar Rp 10.000 atau per bulan Rp 50.000.

Prima Siswa kini memiliki 4.200 member. Mayoritas berada di Jawa. Maklumlah, banyak daerah di luar Jawa yang terbatas akses internetnya

Pada tahun pertama usaha-

nya, Andri berhasil mengantongi omzet Rp 150juta. Adapun laba bersihnya sekitar Rp 50 juta Untuk itu, ia bilang usaha ini bisa balik modal dalamjangka dua tahun.

Namun, sekarang Andri memasarkan paket belajar di Prima Siswa secara gratis. "Ini bentuk corporate social responsibility kami sekaligus tes pasar untuk ekspansi usaha selanjutnya," ujarnya

Rencananya, jika sudah mencapai 10.000 member, ia akan kembali memungut biaya untuk pengguna yang tertank mengakses bimbel online. Dalam jangka panjang, ia berharap Prima Siswa mendapat pemasukan dari iklan, bukan dari biaya pendaftaran member.

Apabila tertank menjajal usaha ini, hal yang ditekankan Sabda dan Andri ialah tidak semata-mata menjadikan bimbel online sebagai bisnis. Sabda mengatakan, banyak bimbel online yang mati karena tidak disertai inovasi dalam pendidikan. "Kalaupun ada bimbel online yang bertahan, kebanyakan karena kontennya ditawarkan secara gratis. Tapi kami tidak mau seperti itu," tegasnya

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin menggeluti usaha bimbel online. Yang pertama, memperkuat konten. Buatlah konten semenarik mungkin karena pada dasarnya siswa tidak suka belajar. Namun, bimbel online harus menghadirkan cara agar belajar jadi menyenangkan.

Lalu, perhatikan agenda informasi teknologi. Jangan lupa, urusan ini menyedot investasi terbesar dalam bimbel online.

Tertarik mencoba?

Marantina Napltu



source : Tabloid Kontan

0 komentar:

Posting Komentar